Pekerjaan sebagai ojek online banyak menarik minat masyarakat, namun terdapat masalah kesehatan potensial pada pengendara motor ojek online tersebut, salah satu masalah kesehatan itu adalah low back pain ( nyeri punggung bagian bawah ).
Penelitian ini untuk melihat gambaran faktor sosiodemografi menurut orang (Umur,Jenis Kelamin), tempat (Kecamatan), Waktu (Bulan,Tahun), penyelidikan epidemiologi (PE), dan hubungan angka bebas jentik (ABJ) dengan kejadian kasus DBD di Kabupaten Indramayu 2017 -2019
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftip kualitatif dengan subyek penelitian sebanyak 3 orang informan. Penelitian ini dilakukan pada bulan september dengan menggunakan metode wawancara.
Lalat sebagai vektor utama foodborne disease yang dapat menyebarluaskan bakteri , jamur , parasit dan virus. Fly Grill merupakan alat sederhana untuk mengendalikan dengan melihat tingkat kepadatan lalat di lingkungan setempat dan diberikan variasi warna sehingga memiliki ketertarikan pada warna cerah.
tekanan darah seringkali dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal, karena semakin rendah tekanan darah semakin sehat pula untuk jangka panjang kecuali dalam kondisi tertentu ketika darah sangat rendah juga merupakan bagian suatu penyakit.
Pembentukan varitas unggul perlu diperhatikan stabilitas hasil secara sistematis dan kontinyu mulai dari pembentukan populasi dasar sampai pengujian varietas.
Berdasarkan data dinkes kabupaten indramayu tahun 2021 jumlah kasus pengidap HIV AIDS yang dilaporkan sebanyak 4849 kasus HIV AIDS per kecamatan di kabupaten indramayu bahwa sebagian besar terdapat dikecamatan bongas yaitu 392.
Salah satu tindakan pencegahan dan penanggulan penyakit yang menjadi program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah menurut pemerintah adalah cuci tangan.
Perilaku hidup bersih dan sehat pada SMP Unggulan belum berjalan dengan baik karena kesadaran siswa untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat disekolah masih sangat kurang dilakukan.
Penggunaan Boraks di Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh surveilans keamanan pangan badan pengawasan obat dan makanan (BPOM) RI tahun 2009 bahwa penggunaan bahan toksik di Indonesia telah mencapai 8,80%.